KE Taman Wisata Air Terjun TRETES Wonosalam - Jombang, Jawa Timur, sebenarnya suatu tindakan refreeshing spontanitas dari sebagian peserta KKN Kelompok IV IAI Tribakti Kediri. Waktu itu kan hari yang ke 30, dan pagi itu sebenarnya dijadwalkan untuk mempersiapkan perpisahan dengan tokoh masyarakat dilingkungan Posko Kelompok IV termasuk dengan pinisepuh, para pamong Desa dan utamanya dengan Bapak Kepala Desa Brumbung. Jadwal itu sejak pagi memang sudah dipersiapkan matang dan berjalan bagus sesuai dengan rencana. Artimya yang ditugasi mempersiapkan konsumsi ya sudah jalan, yang ditugasi membuat dekorasi ya sudah jalan, yang ditugasi mengantar undangan ya sudah jalan dan yang ditugasi bersih-bersih lokasi perpisahan juga sudah jalan. Apalagi...........
Tinggal yang belum beres yaitu di bagian konsumsi saja, katanya jikalau dimasak pagi, malamnya makanan itu jika dikonsumsi kurang sedap. Sedang dibagian dekorasi yang ditugasi kurang trampil melaksanakan tugas sehingga dibantulah oleh teman-teman yang lain, dan wal akhir ada bahan yang kurang, jadi yang berhentilah sejenak menunggu dia belanja sehingga tenaga pembantu pada nganggur. Kayaknya seingat aku, teman-teman ada yang nyeletuk; "ayo refreeshing". Jawab salah satu teman: "ayo kemana....?". "Ke Air Terjun dekat Kandangan". Ayo....ayo...ayooooo.....!, spontan berangkatlah sebagian dari kami tanpa koordinator. Menurut perkiraan Air Terjun Tretes cuma dekat dan sebentar saja, maka ikutlah aku dan teman-teman.
Ternyata rutenya dari kota Kandangan masih ke utara lebih kurang 20 Km, wuih jauh, lama dan keblasuk-blasuk lagi, salah jalan............! Tanjakan jalan naik drastis, hampir-hampir speda motorku terperosok. Alahamdulillah selamat, cuma speda motor temanku mBak Sus, nggoling ke parit, terperosok kakinya agak luka. Brangkat dari posko jam 10 siang, tiba desa Galengdowo - Wonosalam sudah Dhuhur, jadi ya istirahat dululah. Setelah sholat dhuhur di Masjid, runding punya runding, mau pulang jauh kalau kita melanjutkan perjalanan tinggal 5 Km, jadi ya............ berangkatlah menuju Tretes.
Sepeda motor dititipkan warga dekat perumahan, jalan menuju tretes, selanjutnya jalan kaki sepanjang 5 Km menelusuri Jalan Setapak Makadam selebar lebih kurang 1,5 meter. Dikiri jalan ada bukit nan tinggi, dikanan jalan ada jurang nan terjal......., bahaya. Jikalau lagi simpangan sama petani kopi yang bersepeda motor, kami merapat kekananpun masih terserempet karung yang dibonceng, uih....... slamet-slamet.
Untuk menuju Air Terjun Tretes jalan setapak itu melalui dua penyeberangan yaitu sungai yang penuh bebatuan, ternyata masih dapat satu penyeberangan saja sudah lelah, lelah...., lelah................, teman-teman istirahat sebentar dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Sedangkan aku penulis cerita ini, Bu Susiuah dan Bu Anni Muzdalifah tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan, lelah............., haus.......haus....! Dan kami bertiga berhentilah istirahat dipenyeberangan pertama. Setelah itu ya kembali ke penitipan sepeda dengan jalan yang gontai-sempoyongan. Sesampai ditempat ya langsung duduk dan.... tidur.
Kira-kira jam setengah empat sore, teman-teman baru datang. Tampak kelelahan. Lemes dan sambatan. Aduh....aduh...., kapok, wis ora mrana maneh, jauuuuhhhhh dan melelahkan. Mereka sama bercerita sebenarnya Panorama Air Terjun Tretes - Wonosalam itu bagus lho, indah dan masih alami, udara sejuk, nyaman, menghibur, cuma sayang belum dikelola dan kayaknya belum ada penangan dari pemerintah setempat. Sehingga ya gimana gitu, sekali saja dan tak kembali.
Ustadzah Anni Muzdalifah berjalan dengan penuh kelelahan tapi riang. Sebenarnya dia berpikir....... dilajutkan apa nggak ya......?
Sesampai di penyeberangan pertama, duduklah dia berdua Bu Anii dan Bu Sussiyah berunding dan ambil keputusan "kembali keposko", awak sudah kuuueeeseeel banget, kaki nggak mau diajak jalan terus. Habis menuju Air Terjun Tretes masih 3 kilometer lagi lho......!
Demikian juga aku......... lelah, haus, dan akhirnya ikutan kembali ke posko bersama dua cewek Bu Susiyah dan Bu Anni Muzdalifah.
penulis naskah dan kolektor : mbah sakrip
(selanjutnya baca seri 6 tamat)
===:skp:===
Tinggal yang belum beres yaitu di bagian konsumsi saja, katanya jikalau dimasak pagi, malamnya makanan itu jika dikonsumsi kurang sedap. Sedang dibagian dekorasi yang ditugasi kurang trampil melaksanakan tugas sehingga dibantulah oleh teman-teman yang lain, dan wal akhir ada bahan yang kurang, jadi yang berhentilah sejenak menunggu dia belanja sehingga tenaga pembantu pada nganggur. Kayaknya seingat aku, teman-teman ada yang nyeletuk; "ayo refreeshing". Jawab salah satu teman: "ayo kemana....?". "Ke Air Terjun dekat Kandangan". Ayo....ayo...ayooooo.....!, spontan berangkatlah sebagian dari kami tanpa koordinator. Menurut perkiraan Air Terjun Tretes cuma dekat dan sebentar saja, maka ikutlah aku dan teman-teman.
Ternyata rutenya dari kota Kandangan masih ke utara lebih kurang 20 Km, wuih jauh, lama dan keblasuk-blasuk lagi, salah jalan............! Tanjakan jalan naik drastis, hampir-hampir speda motorku terperosok. Alahamdulillah selamat, cuma speda motor temanku mBak Sus, nggoling ke parit, terperosok kakinya agak luka. Brangkat dari posko jam 10 siang, tiba desa Galengdowo - Wonosalam sudah Dhuhur, jadi ya istirahat dululah. Setelah sholat dhuhur di Masjid, runding punya runding, mau pulang jauh kalau kita melanjutkan perjalanan tinggal 5 Km, jadi ya............ berangkatlah menuju Tretes.
Sepeda motor dititipkan warga dekat perumahan, jalan menuju tretes, selanjutnya jalan kaki sepanjang 5 Km menelusuri Jalan Setapak Makadam selebar lebih kurang 1,5 meter. Dikiri jalan ada bukit nan tinggi, dikanan jalan ada jurang nan terjal......., bahaya. Jikalau lagi simpangan sama petani kopi yang bersepeda motor, kami merapat kekananpun masih terserempet karung yang dibonceng, uih....... slamet-slamet.
Untuk menuju Air Terjun Tretes jalan setapak itu melalui dua penyeberangan yaitu sungai yang penuh bebatuan, ternyata masih dapat satu penyeberangan saja sudah lelah, lelah...., lelah................, teman-teman istirahat sebentar dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Sedangkan aku penulis cerita ini, Bu Susiuah dan Bu Anni Muzdalifah tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan, lelah............., haus.......haus....! Dan kami bertiga berhentilah istirahat dipenyeberangan pertama. Setelah itu ya kembali ke penitipan sepeda dengan jalan yang gontai-sempoyongan. Sesampai ditempat ya langsung duduk dan.... tidur.
Kira-kira jam setengah empat sore, teman-teman baru datang. Tampak kelelahan. Lemes dan sambatan. Aduh....aduh...., kapok, wis ora mrana maneh, jauuuuhhhhh dan melelahkan. Mereka sama bercerita sebenarnya Panorama Air Terjun Tretes - Wonosalam itu bagus lho, indah dan masih alami, udara sejuk, nyaman, menghibur, cuma sayang belum dikelola dan kayaknya belum ada penangan dari pemerintah setempat. Sehingga ya gimana gitu, sekali saja dan tak kembali.
Ustadzah Anni Muzdalifah berjalan dengan penuh kelelahan tapi riang. Sebenarnya dia berpikir....... dilajutkan apa nggak ya......?
Sesampai di penyeberangan pertama, duduklah dia berdua Bu Anii dan Bu Sussiyah berunding dan ambil keputusan "kembali keposko", awak sudah kuuueeeseeel banget, kaki nggak mau diajak jalan terus. Habis menuju Air Terjun Tretes masih 3 kilometer lagi lho......!
Demikian juga aku......... lelah, haus, dan akhirnya ikutan kembali ke posko bersama dua cewek Bu Susiyah dan Bu Anni Muzdalifah.
penulis naskah dan kolektor : mbah sakrip
(selanjutnya baca seri 6 tamat)
===:skp:===
harap dilayani
BalasHapus